Design By. Latifa Fuadia Purnomo [F1C007062]»

Rabu, 10 Juni 2009

Segitiga Bermuda

Segitiga Bermuda, sebuah istilah yang merujuk pada tempat dimana banyaknya kasus kapal, pesawat atau orang hilang di area yang terletak di Samudra Atlantik (kerap hilang tanpa jejak). Tempat ini biasanya ditandai dengan garis batas yang ditarik dari kepulauan Bermuda ke Key West, lalu ke suatu tempat di Kuba atau Puerto Rico dan kembali ke Bermuda.
Tidak hanya sebatas itu, batas-batas spesifik dari kawasan itu ternyata sukar ditetapkan, kecuali oleh pihak-pihak yang sepenuhnya sepakat akan keanehannya. Bahkan orang-orang yang terbang atau berlayar melintasi Segitiga Bermuda pun akan melihat perlunya sisi-sisi segitiga itu diubah karena adanya peristiwa kehilangan baru yang makin mewarnai legenda nyata tersebut. Sebuah sector seluas setengah juta mil persegi berbentuk trapesium. Persegi empat itu bentuknya asimetris serta memperoleh reputasi buruk atas banyaknya peristiwa kehilangan yang terjadi.

Dalam kurun waktu tigapuluh tahun dari 1945 hingga 1975, enam puluh tujuh kapal dari berbagai ukuran dan sedikitnya 192 pesawat (sebenarnya jumlahnya lebih banyak tetapi kekurangan bukti kuat) dari segala tipe, termasuk 1700 orang penumpang dan awaknya, telah hilang begitu saja di Segitiga Bermuda tanpa disertai bukti-bukti yang dapat dijadikan dasar penjelasan.
Kita bisa mulai mendefinisikan area tersebut dengan menancapkan sebatang pensil pada titik dipeta yang disebut Bermuda, yang akan menjadi terlalu spesifik jika tidak dilandasi dengan suatu penjelasan. Bayangkanlah area Bermuda, seratus atau dua ratus mill dari segala penjuru kepulauan, lalu tariklah sebuah garis kearah Wilmington/ Partai Myrtle Utara di Carolina Utara. Dari area ini, tariklah sebuah garis lain kea rah selatan, dengan memasukkan segenap garis di sisi kanan bawah sekitar seratus mill di selatan Key West. Lanjutkan kearah tenggara arah Puerto Rico, lalu tariklah garis kearah timur laut kembali ke Bermuda. Akan di dapatkan sebuah persegi empat dengan sisi-sisi yang tidak sama panjang atau sesuatu yang tampaknya memiliki lima sisi, namun juga diperoleh hasil yang sama akurat dengan menggambar sebuah noda tinta raksasa yang miring dipeta pada area yang sama.



Kisah eggnog (Martin Caidin, Januari 1993)
Pesawat yang saya tumpangi adalah PBY-6A Catalina yang telah diretrofit. Catalina ini milik milik Connie Edwards yang berasal dari Big Spring, Texas dan mengantongi FAA model N4C. kami dalam sebuah misi penerbangan pada tanggal 11 Juni 1986 bersama isttri saya Dee Dee dan anak Connie bernamaTex Edwads.
Pesawat Connie dilengkapi dengan berbagai perkelengkapan canggih bernilai jutaan dollar yang berfungsi untuk mengetahui segala hal ketika kami terbang. Pesawat ini dilengkapi dengan radar ketinggian, radio HF, VLF Omega dan peralatan navigasi lain. Termasuk juga sebuah Loran C cadangan (alat penentu lokasi dengan bantuan satelit), ADF tambahan dan sebuah radar ketinggian cadangan.
Pada hari tersebut, pada cuaca pagi yang cerah, kami terbang menuju Pangkalan Udara Angkatan Laut JAX. Semuanya terlihat cerah dan sempurna, mesin bekerja sangat baik dan pandangan kami tidak terbatas. Kemudian, tanpa disangka-sangka semuanya lenyap. Mesin-mesinnya bergemuruh dengan bagus dengan baling-balingnya berputas sinkron. Tetapi, saya tidak bisa melihat sisi luar dari pesawat. Saya merasa ngeri, seolah-olah kami telah terbang memasuki kehampaan. Saya berkonsentrasi dan menyaksikan bahwa warna biru langit juga telah berubah warna menjadi kuning pastel, seakan-akan kami terbang dalam sebotol eggnog.
Kami tidak berhasil menemukan petunjuk apapun atas kegagalan fungsi segenap instrument dan berubahnya warna dunia di luar pesawat yang menjadi kuning pastel, semua alat navigasi mati dan jarum kompas bergerak tak beraturan. Kemudian kami terkejut saat menyaksikan dua buah “lubang” berdiameter kecil dimana kami dapat meluhat langit biru melalui lubang di atas dan pada lubang yang bawah, kami bisa melihat permukaan samudra. Seolah-olah sebuah pipa panjang direntangkan dari permukaan langit di atas, memunculkan lubang kunci pengintip ini dan pipa tersebut bergerak cepat membarengi pesawat.
Walau begitu, seluruh peralatan eletronik masih mendapat aliran listrkd ari system kelistrikan pesawat. Aliran listrik tetap normal, tetapi semua alat tidak bekerja dengan baik seolah-olah koma. Kami kini terbang berdasarkan system terbang yang paling dasar – indicator kecepatan, ketinggian dan sudut tanjak atau turun yang bekerja seperti seekor anjing laut yang berusaha menjaga keseimbangan di atas sebuah balon. Kami melakukan indikasi ini berdasarkan pada kedua lubang pengintip tersebut. Jika dirasa telalu tinggi kami akan menurunkan pesawat, sedangkan apabila dirasa terlalu rendah, kami akan menaikan pesawat.
Kami terbang dalam keadaan ini selama berjam-jam. Berada dalam dunia eggnog dan dua periskop konyol untuk melihat ke atas dan bawah, sedangkan system penerbangan tercanggih di dunia yang kami bawa mati total.
Seketika itu juga, kami terbang di udara yang bersih sebening Kristal, tidak ada lagi eggnog. Langit di belakang kami juga tampak bersih sejauh mata kami memandang. Peralatan-peralatan pesawat kembali bekerja seperti semula. Apapun yang telah menyelubungi kami selaa\ma berjam-jam telah lenyap dan kami kembali ke dunia kami dengan langit yang biru.

0 komentar:

Free Riku Harada MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com